Sabtu, 05 Desember 2015

Pulang

Pada akhirnya kamu akan menemukan jalan pulang.
Pulang dari hiruk pikuk kehidupan seorang mahasiswa, aktivis, dan pejuang.
Pejuang akademis yang terus bergelut dengan embel embel ngelab tak berujung. Pejuang jalan panjang Jakarta-Depok. Pejuang di jalan yang tak banyak orang yang memilihnya. Juga pejuang-pejuang lain selayaknya mahasiswa yang hidup di kampus perjuangan.
Kaki ini bisa berjalan pulang menuju banyak hati.
Namun hati ini pulang pada 1 rumah.
Rumah yang kami bangun dengan air mata. Rumah yang kami bangun dengan drama dan realita.
Rumah yang kami bangun dengan cerita dan cinta.
Dan inilah rumahku.
Sahabat dunia akhiratku.
Yang selalu menuntunku untuk kembali pulang.
Yang selalu mengingatkanku untuk kembali pulang.
yang selalu menjagaku untuk kembali pulang.
dan yang selalu membersamaiku untuk kembali pulang.
Teman boleh berganti dan bereplikasi. Namun sahabat dunia akhirat tetap tak terganti.
Karena hati ini selalu tau kemana harus pulang. Kepada siapa aku akan pulang. Dan kenapa aku harus pulang.
Syukurku memiliki jalan pulang yang tak hanya sekedar rumah singgah tak lebih kecil dari syukurku terlahir dari keluarga kecilku dengan segala dinamisasi cinta kasihnya.
Maka izinkan aku terus bisa kembali pulang. Bersamasama pulang dengan masing-masing bekal kami diluar sana. Lantas kembali melepas lelah bersama di rumah kami.
Pulanglah, karena hatimu tau kemana ia akan berpulang.
Pulanglah karena akan selalu ada yang menantimu dirumah.
Pulanglah, karena sahabat dunia akhiratmu tak pernah lupa untuk kembali pulang juga.

-Himma, part of Sahabat Dunia Akhirat-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar