Selasa, 26 Januari 2016

Mahabbatullah

Mengutip kata yang belum lama di post oleh Cecen (part of "sahabat dunia akhirat")

"Jika kecintaan kita terhadap seseorang membuat kecintaan kita terhadap Allah bertambah, itu berarti cinta kita didasarkan atas keimanan, bukan? Mahabbatullah."

Sudah sejak lama aku ingin kembali bercerita, mengisahkan sekelumit himpunan hari demi hari yang kami lalui bersama. Menyenangkan memang, bahkan semakin terasa begitu membahagiakan. Entah mengapa.

Aku lupa tepatnya kapan aku kembali dekat dengan mereka. Dan kamu, ngga perlu tau gimana perjuangan mereka buat kembali merebut hatiku. Dan kamu, ngga perlu tau seberapa besar usahaku untuk berdamai dengan hati. Sampai pada akhirnya aku menerima mereka. Segala macam kejadian terjadi begitu saja, mulai dari yang senang, sedih sampe ngga penting. Semuanya mengajarkanku pada satu hal, "Mahabbatullah".

Butuh waktu yang panjang buat memahami apa arti dibalik setiap kejadiam, meski itu menyakitkan. Ketika hati menjadi ikhlas, penjelasan Allah hadir dengan sempurna memenuhi hati-hati kita. Dan lihatlah kini, aku mencintai mereka, karena bersamanya aku tak pernah lupa. Bahwasannya aku hidup untuk bermanfaat. Aku menjadi tak kehabisan alasan untuk terus bermanfaat, meski melalui hal-hal kecil.

Liburan kali ini, kami banyak menghabiskan waktu bersama. Meski kebanyakan dari mereka justru semakin sibuk. Namun, hal ini membuat kami semakin mudha bertemu. Mungkin kesibukan yang menyita waktu-waktu kami, membuat kami rindu akan hakikatnya "pulang".


Aku pernah bilang bahwa cinta itu rumit.
Cinta itu rumit ketika aku mempersempit definisi daripada cinta.
Namun inilah definisi cinta terbaik yang pada akhirnya takkan membuatmu rumit.
CINTA KARENA ALLAH

Kekurangan tak luput dari setiap diri kami.
Namun kami menerimanya, dengan penerimaan terbaik.
Butuh waktu yang panjang untuk bisa saling memahami.
Butuh pemahaman yang lebih untuk bisa saling melengkapi.

Aku mencintai mereka. Sungguh.
Karena aku tak pernah bosan untuk berkumpul bersama mereka.
Baik fisik, hati maupun pikiran.

Aku rasa, mereka hadir dengan sebabnya masing-masing.

Silmy : Kalau ngga ada Silmy, Himma ngga akan memperhatikan hal-hal sepele yang sebenernya sudah mulai keluar jalur. Kalau ngga ada Silmy, Himmma ngga bisa terpacu menjadi muslimah yang cantik dari luar dan dalam. Kalau ngga ada Silmy, Himma ngga akan belajar menjadi penghafal Al-Qur'an. Kalau ngga ada Silmy, Himma ngga akan belajar jadi orang sok asik yang pada akhirnya cuma suka ngebully. Hal yang mungkin dianggap remeh temeh kadang bisa bikin Silmy istigfar. HAHA. Silmy emang terlahir untuk jadi "qiyadah" begitu kira-kira. Qiyadah.


Elsa : Kalau ngga ada Upay, aku ngga pernah belajar berpikir melesat. Aku ngga akan belajar memahami maksud kehadiran orang lain. Aku ngga akan belajar jadi anak yanng nurut sama Umi. Upay, yang ngajarin aku buat jadi penafsir hebat. Penikmat ironi nomor 1 di dunia, yang kadang perlu. Karena ironi itu membersihkan hati. Kalau ngga da Upay, aku ngga akan jadi orang yang cerita untuk hanya sekedar didengarkan, karena Upay, ngajarin aku buat ngga melakukan pembenaran, meski aku benar. Upay yang ngajarin aku buat jadi dewasa. Sempurna

Cecen : Kalau ngga ada Cececn aku ngga akan belajar instrospeksi diri, ngga akan belajar memaafkan, ngga akan bealajr berbaik sangka, ngga akan belajar untuk menjadi orang yang "ngga biasa". Cecen juga yanng ngajarin aku soal kesetiaan, Cecen yang ajarin aku buat istiqomah. Karena sejauh apapun aku melesat dengan yang tidak Allah ridhoi, jalannya ngga akan pernah mulus. Cecen yang ajarin aku buat menyesal pernah menyianyiakan sahabat terbaik. Cecen yang ngajarin aku buat banyak baca buku. Cecen juga yang pada akhirnya menyadarkan aku, ketika aku terlampau jauh. terimakasih.


Iir : Kalau ngga ada Iir, aku ngga akan belajar jadi orang cuek. Aku ngga akan belajar berlogika, mengesampingkan perasaan. Kalau ngga ada Iir, aku ngga akan tau gimana rasanya dijutekin sama orang yang ngga pernah marah haha *Nir, takut :(*. Aku ngga akan belajar update informasi terbaru biar ngga ketinggalan jaman, Aku ngga akan belajar jadi orang berilmu. Kalau ngga ada Iir aku ngga akan belajar jadi orang super batu, yang yakin sama setiap apa yang dia lakuin. Ngga akan aku belajar buat jadi orang yang seteguh itu sama pendirian. Ketika Iir mau A, gimana pun halangannya Iir bakal terus melangkah. Ngga peduli rintangan. Mantaps

Kenny : Kalau ngga ada Kenny aku ngga akan belajar jadi orang yang jujur. Aku ngga akan belajar menghargai orang lain, ngga akan belajar ramah sama orang lain. Ngga akan aku belajar soal kesendirian, dan nikmatnya penerimaan yang baik. Aku ngga akan belajar arti, "melepaskan" haha. Aku ngga akan belajar untuk tidak membenci, meski aku tahu sakit. Aku ngga akan belajar menjadi orang yanng bersyukur dengan segala hal yang udah Allah kasih. Ngga akan aku belajar jadi orang yang pinter memilih diantara 2 kebaikan. Luarbiasa

Ngga pernah aku bosen buat kembali dan kembali menceritakan betapa bersyukurnya aku punya kalian. Betapa sayangnya Allah yang ngga pernah ngebiarin aku jadi anak nakal, atau sedikit saja lupa sama Dia. Kalian lebih dari seorang sahabat dunia akhirat. Kalian "candu" yang ngga pernah bisa aku lepasin. Masing-masing kalian terlalu istimewa buat disebut hanya sekedar sahabat. Kalau "saudara" menjadikan kita menjadi teramat istimewa, izinkan aku memanggilmu "saudara". Karena aku sungguh mencintai kalian, karena-Nya.

Allah dulu, Allah lagi, Allah terus....

Tertanda, saudaramu,

Himmatushohwah

SEKIAN